Menu

Total Tayangan Halaman

Senin, 07 Maret 2016

Takdir yang Memilih



Aku ... Kamu... seberapa kuatpun kita, biarlah orang bicara. tetapi dunia lah yang akan menilai, karena kita adalah kita, bukan kata mereka. Tak perlu sesali perihnya hal yg terjadi, karena apa pun nanti tentu sudah ada jalan yg panjang untuk di lalui. Bagaimana pun nanti, air tetaplah air.. yang selalu tenang dan sabar. Karena tlah ditemui tempat untuk berhenti, lalu menjalani arti sebuah kisah.

Kau tlah pahami isyarat hati untuk ungkapkan rasa, namun selalu tiada cahaya untuk menyinarinya. Hanya ada sunyi di rasa ketika padamnya sebuah harapan itu. Bila nanti angin yg pertemukan kita, ku harap rasa ini kan tetap sama dan tiada pudarnya. Agar tetap ku rasa hangatnya cahaya senja yang menghiasi senyum mu.

Dimanakah letaknya bahagia ? aku pun tak ingin menjawab tapi hanya mencari arti nya bahagia. Jika rasa tak lagi sama, apa daya hati untuk memilih. Tak kuasa diri untuk menahan, namun apapun yang terjadi biarlah takdir yang memilih. Karena kita hanya lah boneka kecil yang tlah di rencana tuhan. Layaknya kertas putih yg kita sendiri tak tahu apa yang akan menghiasi kertas tersebut nantinya.

Jikalau jalan kita kan tetap sama, ku harap kau sediakan secangkir kopi hangat untuk kau saji kan dalam sebuah kisah ku, agar dapat ku tatap manis nya cerita dalam melodi indah syair kisah kita. Kira nya takdir akan memilih, apa pun yg harus di jalani.. ku ikhlas kan hati tuk memilih senjamu yang hangat... biar lah takdir yang memilih dan menentukan..lukisan apa yang akan menghiasi kertas putih itu.


Selamat Malam Senjaku...ku harap esok akan ku lihat lagi indah nya senyum di wajahmu yg ku kenang slalu..

silakan berkomentar..


counter